Tips untuk Mengamankan Data di Rumah Sakit Dari Serangan Siber

Di era digital seperti sekarang, banyak data di rumah sakit dikelola menggunakan sistem. Data-data yang dikelola oleh rumah sakit ini termasuk data rekam medis pasien, pegawai, keuangan dan lain-lain.
Data-data ini adalah data penting yang tidak boleh dibiarkan bocor ke pihak yang tidak bertanggung jawab, apalagi data rekam medis pasien yang sangat sensitif ini.
Jadi, apa saja langkah-langkah yang bisa dilakukan rumah sakit untuk menjaga keamanan data mereka? Yuk, kita bahas bersama!
Menerapkan Sistem Keamanan Berlapis (Layered Security)
Keamanan berlapis merupakan pendekatan di mana rumah sakit menggunakan berbagai mekanisme perlindungan pada semua lapisan sistem informasi mereka.
Berikut beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk menerapkan sistem keamanan berlapis, meliputi:
- •Firewall: Mencegah akses tidak sah ke jaringan internal.
- •Intrusion Detection System (IDS) & Intrusion Prevention System (IPS): Untuk mendeteksi dan mencegah aktivitas mencurigakan.
- •Antivirus dan Anti-Malware: Memindai dan memblokir ancaman yang masuk melalui berbagai saluran, seperti email dan perangkat eksternal.
- •Enkripsi Data: Mengamankan data dalam perjalanan (in-transit) dan saat disimpan (at-rest) dengan algoritma enkripsi kuat seperti AES-256.
Meningkatkan Kesadaran dan Pelatihan Keamanan Siber
Sumber daya manusia merupakan titik lemah yang sering dimanfaatkan oleh peretas melalui teknik rekayasa sosial (social engineering) seperti phishing.
Oleh karena itu, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh rumah sakit untuk meningkatkan kesadaran keamanan siber:
- •Mengadakan pelatihan rutin bagi seluruh staf terkait ancaman siber dan cara mengenalinya.
- •Melakukan simulasi serangan phishing secara berkala untuk mengukur kesiapsiagaan karyawan.
- •Membuat pedoman dan prosedur standar operasi (SOP) terkait keamanan data.
Menerapkan Kebijakan Akses Berbasis Peran (Role-Based Access Control/RBAC)
Tidak semua staf di rumah sakit perlu memiliki akses penuh ke seluruh data pasien. Dengan menerapkan RBAC, rumah sakit dapat:
- •Memberikan akses sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
- •Menggunakan prinsip least privilege, yaitu memberikan akses minimum yang dibutuhkan.
- •Melakukan pencatatan dan pemantauan aktivitas pengguna secara berkala.
Memperbarui Sistem dan Perangkat Lunak Secara Rutin
Sistem operasi, perangkat lunak aplikasi medis, dan perangkat keras harus diperbarui secara berkala untuk menutup celah keamanan (vulnerabilities) yang dapat dimanfaatkan oleh peretas.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh rumah sakit dalam memperbaharui sistem dan perangkat lunak sistem secara rutin:
- •Membuat jadwal rutin untuk pembaruan perangkat lunak dan firmware.
- •Menghapus atau menonaktifkan perangkat lunak yang sudah tidak digunakan.
- •Menggunakan perangkat lunak resmi dan mematuhi standar keamanan internasional seperti ISO 27001 atau HIPAA (Health Insurance Portability and Accountability Act).
Melakukan Cadangan Data (Backup) Secara Teratur
Serangan ransomware dapat mengenkripsi dan mengunci data rumah sakit, membuat operasional terganggu.
Cadangan data secara rutin merupakan langkah mitigasi penting sebagai upaya untuk mengamankan data, sebagai berikut:
- •Melakukan backup secara otomatis dengan jadwal yang telah ditentukan.
- •Menyimpan salinan cadangan di lokasi yang aman, termasuk di luar jaringan utama (offline atau air-gapped).
- •Menguji pemulihan data secara berkala untuk memastikan backup dapat digunakan saat dibutuhkan.
Melakukan Audit Keamanan Secara Berkala
Audit keamanan diperlukan untuk menilai efektivitas langkah-langkah keamanan yang telah diterapkan dan mengidentifikasi potensi celah yang belum tertangani.
- •Melibatkan auditor eksternal untuk mendapatkan perspektif independen.
- •Melakukan uji penetrasi (penetration testing) secara berkala.
- •Meninjau kembali kebijakan dan prosedur keamanan sesuai perkembangan ancaman baru.
Mengelola Perangkat Medis Terhubung (IoT/Internet of Things)
Perangkat medis modern sering terhubung ke jaringan rumah sakit, menciptakan potensi risiko keamanan jika tidak dikelola dengan baik.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengelola perangkat IoT medis dengan aman:
- •Melakukan inventarisasi seluruh perangkat medis yang terhubung.
- •Memisahkan jaringan perangkat medis dari jaringan utama.
- •Memastikan perangkat medis mendapatkan pembaruan keamanan secara berkala dari vendor.
Menyusun Rencana Respons Insiden (Incident Response Plan/IRP)
Tidak ada sistem yang 100% aman. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki rencana respon insiden untuk meminimalkan dampak jika serangan siber terjadi.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyusun rencana respons insiden:
- •Menyusun prosedur tanggap darurat jika terjadi insiden siber.
- •Menunjuk tim tanggap insiden (Incident Response Team) dengan peran dan tanggung jawab yang jelas.
- •Melakukan simulasi dan pelatihan tanggap insiden secara berkala.
Mematuhi Regulasi dan Standar Keamanan Data
Rumah sakit wajib mematuhi regulasi yang berlaku untuk memastikan perlindungan data pasien. Di Indonesia, aturan terkait perlindungan data pribadi diatur dalam Undang-Undang No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (PDP).
- •Memastikan bahwa pengumpulan, penyimpanan, dan pemrosesan data pasien dilakukan sesuai peraturan.
- •Mengimplementasikan enkripsi, pengendalian akses, dan audit untuk memenuhi standar keamanan.
- •Menyediakan informasi kepada pasien mengenai bagaimana data mereka dikelola dan dilindungi.
Keamanan data di rumah sakit bukan hanya tanggung jawab tim IT, melainkan seluruh elemen organisasi.
Dengan menerapkan sistem keamanan berlapis, memberikan pelatihan berkala, memperbarui perangkat lunak, serta mematuhi regulasi yang berlaku, rumah sakit dapat meminimalisir risiko serangan siber.
Keamanan data yang terjamin tidak hanya melindungi informasi pasien, tetapi juga memastikan kelangsungan dan kualitas layanan kesehatan yang diberikan.
Keamanan siber bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah proses yang terus berkembang seiring dengan munculnya ancaman baru.
Tags
muhammad angga adytya
"Angga adalah bagian dari tim pengembangan platform EMR Rawat.ID, dengan spesialisasi mengembangkan antarmuka yang efisien bagi pelayanan pasien."

Teknologi
Apa itu EMR vs EHR vs PHR vs HIS? Berikut Fungsi dan Perbedaannya!

Teknologi
Contoh Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) di Rumah Sakit

Teknologi
Apa itu Telemedicine? Bagaimana Implementasinya di Rumah Sakit?

Teknologi
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) vs Sistem Rekam Medis Elektronik (RME)

Teknologi
Mengenal Apa itu Patient Management System (PMS)
